NCNI || Tangerang – Isu adanya praktek suap menyuap antara sopir dan oknum pegawai dilingkungan posko jaga guna memuluskan laju kendaraan angkutan besar di siang hari saat ini mulai hangat dan ramai diperbincangkan.
Mencuatnya isu akan adanya praktek haram tersebut bermula dengan adanya pengakuan mengejutkan dari seorang sopir truk besar yang mengatakan ada praktik suap yang diduga dilakukan secara sistematis di posko Dishub Jayanti.
Sang sopirpun mengaku memberikan uang pelicin sebesar Rp20.000 per unit agar bisa leluasa melintas kepada oknum pegawai Dishub tersebut.
Aksi nekat para pengemudi truk ini sontak memicu kemarahan warga Balaraja.
Gerakan nyatapun akhirnya dilakukan oleh berbagai Organisasi masyarakat (Ormas) seperti Satgas Banten Kesti TTKKDH, LMPI, Badak Banten, Pemuda Pancasila, Satria Banten, GRIB, BPPKB, dan LAPBAS, bersama dengan para awak media, untuk segera menggelar pertemuan darurat dan aksi penolakan atas adanya praktek praktek kotor yang slama ini terjadi.
“Ini sudah keterlaluan! uang bisa membeli segalanya, termasuk nyawa warga. Kami tidak akan tinggal diam,” tegas Tb. Bayu. Ketua Satgas Banten Kesti TTKKDH.
“Mereka ini sudah terlalu parah bergerak bebas, tidak mengindahkan perbup yang memberikan ketentuan jam operasioal di jam 22.00 – 05.00”. Tambah Rizal Sekjend Lmpi Dpc Kabupaten Tangerang.
Sudah saatnya praktik suap ini dihentikan! Kami mendesak pemerintah daerah dan kepolisian untuk melakukan tindakan tegas, seperti:
1. Penangkapan terhadap oknum Dishub yang terlibat.
2. Penilangan massal terhadap truk-truk yang melanggar.
3. Peningkatan pengawasan di jalan raya.
4. Pembentukan tim gabungan untuk memberantas praktik suap.
Sementara itu pada saat awak media mencoba mendatangi posko Dishub Jayanti, tak satupun pegawai posko yang dapat ditemui dan dilakukan wawancara.
Hingga sampai berita ini diterbitkan. Kepala Dishub Kabupaten Tangerang, belum dapat di temui guna dikonfirmasi dan pemberitaan lebih lanjut.
( Nurdin/Erwin )
